Sabtu, 26 Januari 2013

BUAH KEJUJURAN

Di suatu gubuk kumuh pada sebuah pinggiran kota di Mesir. Hiduplah seorang pemuda yang tampan,gagah,dan baik hati yang bernama Ghofur. Ia hidup berdua dengan kuda kesayangannya yang bernama Rosdid. Ghofur dan Rosdid telah hidup berdua sejak dari kecil,dahulu Ghofar mempunyai keluarga yang lengkap,tetapi sejak terjadinya perang besar di Mesir Ghofur kehilangan keluarganya,hingga dia memeliahara Rosdid yang ia temukan di sisa-sisa dari perang tersebut.

Ghofur dan Rosdid berkelana kemana pun mereka mau tak ada arah atau tujuan yang pasti yang menuntun mereka. Sudah berhari-hari,berbulan-bulan,bertahun-tahun mereka berkelana. Hingga pada suatu hari mereka berhenti dan menemuka sebuah taman yang indah,dimana terdapat banyak bunga yang bermekaran,sungai yang jernih,dan pepohonan yang subur akan buahnya. Lalu Ghofur turun dari Rosdid dan mengikatkannya pada sebuah pohon. Lalu Ghofur pergi ke pinggir sungai dan segera mencuci mukanya. Setelah mencuci muka dia melihat disekitarnya terdapat banyak sekali buah-buahan segar,tetapi dia melihat ada sebuah apel yang sangat merah dan segar yang terjatuh tidak jauh dari pohonnya. Tanpa berfikir panjang dan dia juga sedang dalam keadaan sangat lapar,Ghofur langsung mengambil apel tersebut dan memakannya. Betapa nikmatnya dia memakan apel tersebut,sampai dia lupa kata-kata ibunya,”jangan mengambil barang yang bukan milik kita,kita boleh mengambilnya jika kita di perbolehkan oleh pemiliknya”. Mengingat hal tersebut Ghofur menyesal telah memakannya dan merasa bersalah dan ingin meminta maaf kepada pemiliknya, segera ia mencari siapa pemilik dari pohon apel tersebut dan segera dia pun bergerak. Dia melihat di sekitarnya ada beberapa tukang kebun yang dapat dia tanyalkan. Dia menghampiri seorang tukang kebun dan bertanya “pak,apakah bapak tau siapa pemilik dari pohon apel disana?” tanya Ghofur. Lalu tukang kebun itu menjawab “oh semua pohon disini milik kakek-kakek kaya yang memiliki rumah besar tua di sebelah sana” sambil menunjuk rumah besar dia atas dari taman tersebut. Tanpa berfikir panjang dia langsung menunggangi Rosdid kembali dan pergi menuju rumah si pemilik pohon apel tersebut.
Setelah beberapa menit Ghofur dan Rosdid sampai di depan rumah dari pemilik apel tersebut,dan dia mengetuk pintunya “tok,tok,tok,assalamualaikum” ketokan pertama tidak menandakan ada pemilik rumah didalamnya,terlihat juga di sekitar rumahnya yang masih bagus tetapi tidak terlalu bersih dan terurus. Ghofur pun langsung mengetuk pintunya kembali “tok,tok,tok,assalamualaikum” ketokan kedua juga tidak menunjukan ada pemiliknya,hingga ia mengetok pintu untuk yang ketiga kalinnya dan keluarlah seorang kakek-kakek yang terlihat tua tetapi dia juga terlihat sehat. Langsung si Ghofur menyapa “assalamualaikum kek”, lalu si kakek menjawab “waalaikumsalam,siapa kau?”, Ghofur pun menjawab ,”apakah kakek pemilik taman yang bagus di sebelah sana?”tanya Ghofur. “iya saya pemiliknya,ada perlu apa?” jawab kakek, “saya ingin meminta maaf kepada kakek karena saya telah lancang memakan buah apel yang sangat segar dari taman kakek tersebut”jawab Ghofur, si kakek terdiam. Segera si kakek mengajak masuk Ghofur ke dalam rumahnya,dan menyuruhnya duduk,kemudian si kakek mengambilkan Ghofur minum. Ghofur celingak-celinguk ke sekitar rumahnya dia berfikir “terlihat dari luar rumahnya sangat berantakan tetapi dari dalamnya terlihat sangat rapih”. Beberapa saat kemudian si kakek datang membawa minuman dan mengajak Ghofur minum,Ghofur pun heran mengapa dia diajak minum setelah dia lancang memakan buah apel milik si kakek,pikirnya dalam hati.
Setelah beberapa saat si kakek bertanya,”ada perlu apa kau kesini?”, Ghofur menjawab,”saya ingin meminta maaf kepada kakek karna telah memakan buah apel milikmu tanpa izin darimu”, “apakah kau bersungguh-sungguh meminta maaf padaku?” tanya si kakek. “iya kek! Saya bersungguh-sungguh dan saya akan melakukan apapun untuk mendapatkan maaf mu!” dengan nada tinggi yang meyakinkan si kakek dengan sopan. “baiklah,dengan senang hati saya akan memaafkan mu,tetapi dengan satu syarat” jawab si kakek. “apapun akan saya lakukan untuk mendapat sepatah kata maaf darimu kek” jawab Ghofur dengan lantang. Kemudian si kakek manjawab,“saya mempunyai seorang putri yang  buta,bisu,tuli dan lumpuh tidak bisa bergerak,tetapi dia sudah dewasa dan kau harus menikahinya,jika kau tidak mau saya tidak akan memaafkanmu”. Ghofur terdiam dan mengingat kembali kata-kata ibunya lagi “apabila kata maaf sudah terucap dari bibir seorang yang telah kita dzolimi,hal baik akan terjadi pada kita”. Lalu Ghofur menjawab “iya saya bersedia kek!” dengan tegas ia menjawab.
Si kakek bertanya lagi,”apakah kamu yakin mau menikahi anak saya yang buta,bisu,tuli dan lumpuh ini?, si Ghofur semakin yakin dan menjawab “iya saya benar benar yakin kek”.  Kemudian si kakek tersenyum melihat keyakinan anak muda tersebut.
Tak lama kemudian si kakek memanggil anak perempuannya itu,si Ghofur semakin heran karena dia diberitahu bahwa anaknya cacat,lalu datang lah anak perempuannya. Tidak seperti yang difikirkan Ghofur,anak perempuannya sangat cantik,memiliki badan yang bagus dan sehat,tidak buta,Ghofur pun kaget terkaget-kaget. Dia pun langsung bertanya kepada si kakek,”kek,tadi kakek bilang bahwa anak perempuanmu cacat dengan buta,bisu,tuli dan lumpuh? Tetapi apa yang saya lihat jauh dari yang kakek katakan.” Kakek pun menjawab,”anak saya memang buta akan hal-hal buruk yang seharusnya tidak ia lihat,dia juga bisu dari kata-kata yang seharusnya tidak ia ucapkan,dia juga tuli dari semua hal-hal buruk yang seharusnya tidak ia dengar,dan dia juga lumpuh tidak bisa bergerak ke tempat yang seharusnya tidak ia datangi. Kamu adalah pemuda baik yang akan menjadi suami untuk anak perempuanku,dahulu sudah banyak pemuda yang melamar anak saya dengan semua harta yang mereka miliki,tetapi saya selalu menolak karena semua pemuda itu tidak memiliki kepribadian yang baik sepertimu nak. Dan sekarang kau datang dengan Kejujuranmu,bukan dengan hartamu,dan menurut saya kau lah yang pantas melindungi,menjaga,dan memimpin anak saya.” Jawab si kakek. “terima kasih kek atas kepercayaanmu”jawab Ghofur dengan senyuman dan sedikit air mata di wajahnya.

Begitulah dampak baik yang bisa kita peroleh dari Kejujuran. Terima Kasih